TERPERANGKAP GELOMBANG MIKROPLASTIK

GUBENG 1 ELEMENTARY SCHOOL
0

 TERPERANGKAP GELOMBANG MIKROPLASTIK

CNN INDONESIA

Seekor paus pilot kepayahan terdampar di Thailand Selatan, April lalu. Dia ditemukan nelayan setempat dalam kondisi lemah mendekati pantai di kanal perbatasan Thailand-Malaysia. Hewan air itu sempat memuntahkan lima lembar plastik saat dihalau kembali masuk laut. Namun nyawanya tidak terselamatkan. Dari pembedahan pasca-kematian (nekropsi) ditemukan 80 lembar lagi kantong plastik dalam perutnya. Di Thailand, catatan tak resmi menyebut sedikitnya 300 hewan laut keracunan plastik sampai mati tiap tahun. Mulai dari paus hingga kura-kura. Di Indonesia, situasinya bisa jadi mirip meskipun tak ada catatan serupa.

Sejauh ini satwa laut diduga menelan plastik ukuran besar itu tanpa sengaja – karena mengira benda sintetis ini sejenis makanan yang mengapung di samudra. Plastik ini akan masuk dalam sistem pencernaan dan kemudian mengganggu penyerapan nutrisi. Di darat, kasus hewan menelan plastik juga bukan hal aneh. Sapi yang dibiarkan bebas berkeliaran mencari tanaman semak, seringkali nyasar masuk tempat pembuangan sampah dan memamah plastik. Awal Februari lalu di India hampir 50 ekor sapi mati karena diduga kebanyakan makan plastik. Setelah dibedah, limbah yang ditemukan dalam tubuh hewan ternak dari sebuah peternakan dekat New Delhi itu mencapai sekitar 80 kg.

Sejauh ini penelitian menunjukkan polusi mikroplastik ditemukan hampir di seluruh muka bumi, bahkan di palung laut terdalam. Dengan produksi plastik dunia yang diperkirakan lebih dari 300 juta ton per tahun –separuhnya untuk produk sekali pakai—situasi ini diperkirakan akan makin buruk.

Dalam beberapa tahun terakhir, desakan untuk kampanye pengurangan konsumsi plastik mulai terdengar. Namun kekuatan industri dan permintaan konsumen yang sangat besar pada plastik dituding menyebabkan kampanye semacam itu tak banyak diindahkan.Di Indonesia, yang disebut sebagai negara pembuang sampah plastik ke laut terbesar kedua setelah China, aturan pembelian kantong plastik yang sempat berlaku tahun lalu pun gagal tanpa kejelasan.

Seperti inisiatif perubahan iklim yang kemudian digerakkan dengan komando PBB dan protokol global, sebagian ilmuwan mengusulkan agar berhasil aturan konsumsi plastik juga perlu dibuat melalui konvensi internasional.

Post a Comment

0Comments

Post a Comment (0)