SIARAN PERS NO. 181/HM/KOMINFO/08/2018
Sejumlah anggota Pramuka beraksi saat upacara peringatan
Hari Ulang Tahun (HUT) ke-57 Pramuka yang dipimpin Presiden Joko Widodo, di
Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta, Selasa (14/08/2018). Presiden berpesan kepada
anggota Pramuka untuk melek terhadap perubahan revolusi industri 4.0 juga
meningkatkan pengetahuan digital, coding dan artificial intelligence. Hal yang
sama ditegaskan kembali Presiden dalam Pidato Kenegaraan di Gedung MPR/DPR
Senayan, Kamis (16/08/2018). - (antarafoto)
Siaran Pers No. 181/HM/KOMINFO/08/2018
Tanggal 16 Agustus 2018
Tentang
Literasi Digital Siapkan SDM Unggul dan Cerdas di Era
Revolusi Industri 4.0
Sebagai negara dengan jumlah penduduk hampir 260 juta jiwa,
Indonesia memiliki potensi besar untuk berkembang dan maju. Presiden Joko Widodo dalam Pidato Kenegaraan
dalam Sidang Tahunan MPR 2018 Tahun 2018 menyebutkan saat ini pemerintah fokus
untuk memperkuat pendidikan serta pelatihan vokasi untuk melahirkan sumber daya
manusia terampil, yang siap memasuki dunia kerja.
"Oleh karena itu, kita terus dorong pendidikan tinggi
untuk melakukan terobosan-terobosan sehingga lulusan perguruan tinggi bisa
lebih adaptif di era Revolusi Industri 4.0, termasuk kemampuan dalam literasi
digital, serta mampu menumbuhkan lebih banyak lagi wirausahawan- wirausahawan
muda yang kreatif dan inovatif," ungkapnya dalam Pidato Tahunan di Gedung
MPR DPR Senayan, Jakarta, Kamis (16/08/2018).
Upaya menyiapkan manusia Indonesia yang maju dan unggul,
juga menjadi perhatian Kementerian Komunikasi dan Informatika. Melalui Program
Literasi Digital, dirancang kebijakan dan upaya kolaboratif untuk mengedukasi
warga negara agar ikut secara aktif berpartisipasi dalam penanggulangan konten
negatif di internet.
Konten negatif seperti hoaks, perundungan siber, ujaran
kebencian, kejahatan siber, radikalisme digital, dan pornografi seperti
tersebut di atas menjadi ancaman riil masyarakat di era ini.
Kementerian Kominfo menjadikan literasi digital sebagai
program prioritas. Kegiatan dalam program itu mencakup pembangunan sumberdaya
manusia dan rekayasa digital melalui penapisan internet.
Upaya membangun literasi digital dilakukan melalui tiga
aktivitas utama, pertama, membangun kecakapan untuk antikonten negatif seperti
hoaks, cyberbullying, ujaran kebencian, pornografi, dan pembajakan.
Kedua, peningkatan kecakapan untuk memproduksi konten
positif seperti bijak bermedia soaial, pengembangan ekonomi digital termasuk
startup, e-commerce, wirausaha digital dan optimasi internet untuk pendidikan.
Ketiga, pengembangan kecakapan transformasi digital antara
lain coding, big data analysis, keamanan siber, privasi, regulasi, kecerdasan
buatan, advanced robotics serta teknologi 4.0 lainnya.
Target sasaran siswa mulai dari tingkat sekolah dasar,
menengah pertama, menengah atas dan kejuruan sampai mahasiswa perguruan tinggi.
Tak hanya itu, literasi digital juga diarahkan kepada orang tua dan guru
sebagai bagian dari ekosistem pendidikan.
Program-program pelatihan literasi digital secara intensif
dan berkala kepada masyarakat. khususnya dalam upaya untuk menangkal hoax. Oleh
karena itu, program itu melibatkan pula aparat penegak hukum, aparat sipil
negara, kalangan profesional dan masyarakat umum.
Menteri Kominfo Rudiantara menyatakan literasi digital perlu
melibatkan seluruh elemen bangsa.
“Bagaimana kurangi potensi konten negatif, Kominfo tidak bisa sendiri,
namun bersama lapisan masyarakat, LSM, perguruan tinggi, juga korporasi,"
ungkapnya.
Sejak Program Liiterasi diluncurkan tahun 2017 sampai dengan
bulan Juni 2018, literasi digital yang dilakukan lewat kampanye digital maupun
pertemuan langsung dalam FIRAL, Festival Literasi Digital telah menjangkau
123.339 orang dengan 167 kegiatan di 70 lokasi.
Program Literasi Digital yang digagas oleh Kementerian
Kominfo bersama stakeholders mendapatkan penghargaan nasional dari Mark Plus
sebagai Indonesia Brand Endorsement of The Year 2018.
Tak hanya itu #Siberkreasi dan #Internet CAKAP mendapat
penghargaan sebagai Champion dalam WSIS Prize 2018 oleh International
Telecommunication (ITU) PBB.
Ke depan, Program Literasi Digital sampai tahun 2020
ditargetkan bisa melibatkan 12,8 juta peserta aktif dengan penyelenggaraan
kegiatan di 514 ibukota kabupaten dan kota. Selain itu bisa menghadilkan 200
materi buku dan video literasi digital dan 100 hub digital dengan akses gratis
untuk publik.
Penapisan Internet
Seiring dengan literasi digital, Kementerian Kominfo juga
melakukan filtering atau penapisan konten negatif. Meskipun sudah ada mesin AIS
yang melakukan crawling konten nagatif, saat ini tidak hanya dilakukan melalui
blokir atau DNS-filtering, tapi juga mengajak penyedia jasa internet di
Indonesia mengaktifkan safe search untuk menapis konten pornografi.
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyebut
filter safe search sudah bisa menapis 98 persen konten negatif dalam pencarian
di platform search engine google.
"Kami melakukan meminta 25 ISP melakukan routing
default ke safe search di mesin pencari Google," kata Rudiantara.
Menteri Kominfo menyatakan nantinya pemblokiran ini juga
akan dilakukan pada mesin pencari lainnya seperti Opera atau Mozilla Firefox.
Upaya penyaringan terpusat itu dilakukan karena belum semua masyarakat
Indonesia memahami pengaturan safe search.
"Berbeda dengan pengguna di Amerika Serikat yang telah
mengaktifkan pengaturan pencarian aman ini secara mandiri. Di Indonesia kalau
mengandalkan pengaturan manual itu ya tidak bisa. Masyarakat Indonesia tingkat
literasi digitalnya jauh di bawah Amerika. Jadi pemerintah mengambil keputusan
ini, karena konteks pornografi itu jelas," kata Rudiantara.
Noor Iza
Plt. Kepala Biro Humas Kementerian Kominfo
e-mail: humas@mail.kominfo.go.id
Telp/Fax : 021-350402
Twitter @kemkominfo FB: @kemkominfo IG: @kemenkominfo