MASALAH KELAS YANG MEMBUAT BANGGA

GUBENG 1 ELEMENTARY SCHOOL
0
Oleh : 
Arif Riska Nurcahyo (Guru Kelas 4C)

Cerita ini berawal ketika saya hendak masuk kelas. Ketika itu waktu menunjukkan kurang lebih pukul 12.00 WIB. Siswa saya kelas 4C biasanya sudah masuk ke kelas. Akan tetapi, ketua kelas menjemput saya di ruang guru. Saya sempat heran, karena tidak biasanya ketua kelas menjemput saya. Ternyata ketua kelas melaporkan kepada saya bahwa ada masalah di kelas, yaitu ketika mereka berbaris saat masuk ke dalam kelas ada masalah antara dua siswa. Masalahnya adalah mereka berkelahi karena saling mengatur agar tertib ketika berbaris. Setelah saya mendengar penjelasan oleh ketua kelas, saya langsung ke lantai atas tempat kelas saya berada. Sambil berjalan dengan santai saya merenungkan, mengapa kelas saya selalu ada masalah antara siswa? Apakah mereka mempunyai sikap dan karakter yang kurang baik? Apakah selama saya mengajar tidak bisa mengurangi sikap mereka yang kurang baik?


Akhirnya setelah mendekati kelas, saya menghela napas dalam sebanyak 3 kali agar emosi saya agak mereda. Saat itu juga banyak siswa yang ramai langsung melaporkan masalah perkelahian antara dua siswa laki-laki itu. Tanpa menanggapi mereka, saya langsung mengajak mereka berdoa terlebih dahulu. Setelah berdoa, saya memberikan beberapa pengumuman yang saat itu penting dan mengecek kehadiran siswa. Kemudian saya meminta ketua kelas menceritakan secara jelas dan nyaring kepada saya masalah tadi agar semua siswa dapat menyimak dan saya dapat memastikan bahwa penjelasan ketua kelas itu benar. Setelah saya mengetahui bahwa cerita itu benar, saya memanggil kedua anak itu. Setelah saya tanya satu per satu diantara mereka, saya bertanya kepada mereka berdua,"Apakah masalah ini sudah selesai?" Mereka menjawab,"Sudah Pak." Dan saya bertanya lagi, "Apakah kalian sudah saling memukul?" Salah satu anak menjawab,"Tidak pak, Saya sudah minta maaf." Kemudian saya melihat anak yang satunya dan dia juga menjawab bahwa sudah meminta maaf juga. Kemudian saya masih bertanya lagi,"Benar, Masalah ini sudah selesai?" Lalu mereka menganggukkan kepala mereka sambil menjawab sudah. Akhirnya, mereka saya suruh duduk kembali dan saya duduk sejenak di kursi guru untuk menyiapkan materi. Sambil membuka buku saya berpikir, ternyata siswa-siswa saya sudah bisa menyelesaikan masalah mereka sendiri. Disamping itu yang membuat saya bangga adalah ketika mereka sudah membudayakan meminta maaf ketika sudah berbuat salah. Sehingga saya tidak perlu menghabiskan tenaga untuk menasehati mereka. Maaf adalah hal kecil. Tetapi dari hal kecil itu kalau dibiarkan, mungkin bisa menjadi masalah besar.
Setelah saya selesai menyiapkan bahan ajar, saya sejenak memberikan penghargaan buat sekelas,"Pak Arif bangga kepada kalian karena kalian sudah bisa menyelesaikan masalah kalian tanpa bantuan Pak Arif. Kalian sudah mau meminta maaf apabila salah. Pak Arif terima kasih kepada kalian sudah menjadi lebih baik dan tolong sikap ini dijaga selamanya." Akhirnya, saya bisa melanjutkan pembelajaran tanpa ada hambatan.
Ternyata, kebiasaan saya meminta maaf kepada mereka ketika saya terlambat, ijin keluar kelas, atau tidak dapat mengajar karena ada keperluan dinas, membuat mereka meniru saya. Guru memang sering ditiru oleh siswa, karena mereka selalu mengamati kita dari ujung rambut hingga ujung kaki. Walaupun saya belum bisa buat teladan yang sempurna, tetapi saya Alhamdulillah sudah bangga kepada meraka. 
Itulah cerita dari saya. Semoga dapat menjadi bacaan bagi semua warga SDN Gubeng 1 pada khususnya, dan masyarakat pada umumya. Jika ada kata-kata kurang berkenan saya mohon maaf.

Presented by SDN Gubeng 1 Surabaya (Gubeng 1 Surabaya Elementary School)

Post a Comment

0Comments

Post a Comment (0)